Bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah, Ahmad Ali mencuri perhatian generasi Z dalam konser politik yang digelarnya di Palu. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh para pendukungnya, tetapi juga oleh banyak anak muda yang penasaran untuk mengenal lebih dekat sosok Ahmad Ali.
Generasi Z yang hadir menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap Ahmad Ali. Namun, banyak yang mempertanyakan ketulusannya karena hanya terlihat aktif saat mendekati pemilu.
Alisa Miranda, seorang remaja berusia 18 tahun, diajak oleh kawannya untuk menghadiri konser tersebut. Justru mempertanyakan sosok yang baru terlihat jelang pemilihan.
“Beberapa bulan ini wajahnya tidak asing, temanku juga tahu dia di TikTok,” ucap Alisa.
Ahmad Ali sering terlihat bersama seniman dan pekerja kreatif Sulteng seperti Banuata, melakukan aktivitas media bersama, membahas kehidupan sehari-hari dan persoalan sosial di Sulteng. Ketertarikan Alisa juga dirasakan oleh Zaki Malik, seorang mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Tadulako.
Zaki yang mengikuti perkembangan politik nasional, merasa spesial bisa bertemu langsung dengan Ahmad Ali sekaligus menikmati konser tersebut.
“Ahmad Ali tahu saja selera anak muda masa kini,” kata Zaki.
Berbeda dengan Zaki, Fadil Mahmud, mahasiswa UIN Datokarama Palu, bahkan meninggalkan mata kuliah terakhirnya untuk hadir di acara tersebut. Fadil sudah sering melihat poster Ahmad Ali dan merasa senang bisa mendengarkan pidatonya secara langsung.
“Ya, saat dia pidato ternyata memang orangnya murah senyum, tak jauh beda dengan posternya,” ujarnya.
Ahmad Ali yang sering terlihat bersama komunitas kreatif dan seniman, berhasil membangun citra sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat, khususnya generasi muda. Kehadirannya dalam konser politik ini semakin memperkuat kedekatannya dengan para pemilih muda, yang menganggapnya sebagai figur ramah dan paham selera anak muda.
Konser politik ini menjadi kesempatan bagi generasi Z untuk lebih mengenal Ahmad Ali, tidak hanya sebagai politisi, tetapi juga sebagai sosok yang peduli terhadap isu-isu sosial dan budaya.
Namun, banyak yang melihat ini sebagai strategi musiman yang dilakukan hanya saat mendekati pemilu. Beberapa masyarakat menyatakan bahwa Ahmad Ali hanya muncul dan aktif saat mendekati pemilu, meninggalkan pertanyaan tentang dedikasinya di luar musim kampanye.
Generasi Z, yang dikenal kritis dan cerdas, diharapkan dapat lebih teliti dan tidak mudah terpengaruh oleh manuver politik yang hanya muncul saat pemilu mendekat. Generasi Z diharapkan lebih kritis dalam menilai motivasi para calon pemimpin yang hanya muncul saat ada kepentingan politik.