PBNU Kaji Ulang Posisi PKB

Must read

JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf telah menunjuk dua orang untuk mendalami dan mengkaji ulang hubungan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keputusan ini adalah hasil dari Rapat Pleno PBNU yang berlangsung selama dua hari di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada 27-28 Juli 2024.

“Ada keputusan tambahan yang muncul dari permintaan para musyawarah pleno, terkait dengan perkembangan mutakhir dalam hubungan NU dengan PKB,” kata Staquf dalam jumpa pers usai acara.

Dua orang yang ditunjuk adalah Wakil Rais Aam Kyai Anwar Iskandar dan Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni. Yahya menjelaskan bahwa keduanya akan memberikan rekomendasi kepada PBNU terkait hubungan NU dengan PKB.

Yahya mengakui adanya ketegangan antara PBNU dan PKB dalam beberapa waktu terakhir.

“Saya harus sampaikan terus terang bahwa ada banyak konflik. Ada dari para peserta pleno, dan untuk mencari jalan, kami tidak ingin membuat langkah yang tergesa-gesa terkait dengan ini. Maka, kemudian pleno memberikan mandat kepada dua orang,” kata Staquf.

Staquf menyebutkan bahwa Kyai Anwar Iskandar adalah satu-satunya orang yang tersisa dari para pendiri awal PKB, sementara Amin Said Husni adalah Wasekjen pertama PKB. “Kita lihat beliau berdua akan bekerja lebih lanjut mendalami masalah ini, dan memberikan rekomendasi kepada PBNU, mengenai langkah-langkah yang harus diambil,” tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul sebelumnya berencana untuk membentuk tim lima atau semacam panitia khusus (Pansus) tentang PKB. Gus Ipul mengatakan bahwa tim ini merupakan upaya PBNU untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yakni PBNU. Dia melihat elit PKB membuat banyak pernyataan yang melenceng dari fatsun awal ketika PKB didirikan.

“PBNU sedang berdiskusi. Jika diperlukan, pembentukan tim lima akan segera dilakukan. Langkah ini setelah melihat pernyataan elit-elit PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” kata Gus Ipul dalam keterangannya, Jumat, 26 Juli.

Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyatakan bahwa pendirian partainya tidak hanya untuk organisasi Nahdlatul Ulama (NU), tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan saat memberikan pembekalan kepada seluruh anggota legislatif PKB dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Riau dalam Sekolah Pemimpin Perubahan Wilayah 4 di Berastagi, Sumatera Utara.

“Jadi bukan untuk NU pribadi, tapi seluruh bangsa Indonesia, untuk berkibarnya merah putih bagi kejayaan Indonesia,” kata Cak Imin dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Juli.

Cak Imin juga menyampaikan rasa bangganya terhadap seluruh anggota legislatif PKB yang akan melenggang ke Senayan, namun menekankan agar mereka tidak hanya memikirkan diri sendiri ketika sudah menjadi perwakilan rakyat.

“Buat apa kita hadir, hidup dan tumbuh sukses tapi cuma untuk mengukir sejarah sendiri. Mungkin mulia, mungkin masuk surga, tetapi tidak mendapat surga tertinggi. Karena itu yang dulu niatnya jadi DPR karena nganggur, karena kepingin, mari niat itu kita naikkan untuk memperjuangkan mandat bangsa Indonesia,” jelas dia.

More articles

Berita Terbaru