Kesadaran politik masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) semakin meningkat seiring dengan mendekatnya pemilihan Gubernur. Tokoh Masyarakat Mepanga, Muhammad Dong, menegaskan bahwa pilihan rakyat kini lebih mengutamakan pemimpin berpengalaman dan telah terbukti membawa perubahan nyata. Menurutnya, sosok calon Gubernur Sulteng nomor urut 2, Anwar Hafid adalah contoh nyata pemimpin seperti itu.
Muhammad Dong mengatakan, selain karena programnya yang pro rakyat, hati nuraninya telah berbicara untuk memilih Anwar Hafid. Keyakinan besar Muhammad Dong, Anwar Hafid bisa menjadi Gubernur Sulawesi Tengah.
“Ini sudah hati nurani yang berbicara, kami yakin Pak Anwar Hafid ini akan jadi Gubernur Sulteng,” ucap Muhammad Dong, Rabu (9/10/2024).
Pernyataan Muhammad Dong ini didasari karena ia melihat ada sosok pemimpin yang sangat sederhana seperti Anwar Hafid. Anwar Hafid selalu mengedepankan kehidupan rakyat ketimbang urusan pribadinya.
Muhammad Dong menyampaikan bahwa meskipun Anwar Hafid tidak datang secara langsung, masyarakat tetap mantap memilihnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap Anwar Hafid tidak didasarkan hanya pada sosialisai, tetapi juga pada rekam jejaknya selama memimpin di masa lalu.
“Pak Anwar ini sudah tidak usah beliau datang ke sini, kami pasti pilih beliau,” tegas Muhammad Dong.
Masyarakat melihat Anwar Hafid sebagai pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat dan terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kisah suksesnya tergambar jelas saat memimpin Kabupaten Morowali.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng mencatat, indeks pembangunan manusia (IPM) Morowali meningkat dari 69,33 persen pada 2007, menjadi 71,14 persen pada 2018. Selanjutnya, angka harapan hidup di Morowali, sebagaimana dihimpun oleh BPS Sulteng, juga meningkat dari 65,22 tahun di 2007, menjadi 68,22 pada 2018.
Data Pemkab Morowali juga membuktikan, daya beli masyarakat Morowali mencapai puncak tertinggi pada tahun 2015 sebesar Rp10.245.000. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Morowali mencatat penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Pada tahun 2008, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 28,27 persen, dan pada tahun 2014 turun menjadi 14,47 persen, menunjukkan penurunan sebesar 13,47 persen.