Survei Lama Tak Lagi Akurat, Hamdi Muluk: Data Usang Bisa Menyesatkan Publik

Survei Lama Tak Lagi Akurat, Hamdi Muluk: Data Usang Bisa Menyesatkan Publik

Must read

Dewan Pakar Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk, menyoroti ketidakakuratan data survei yang acap kali beredar di tengah dinamika menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Hamdi mengingatkan bahwa hasil survei yang dirilis beberapa bulan lalu tidak lagi relevan dengan situasi politik saat ini.

Hamdi mencontohkan, misalnya ketika data survei diambil pada periode tiga bulan lalu, jika ditayangkan pada hari ini data tersebut tidak bisa dijadikan sebagai acuan karena sejumlah alasan. Alasan tersebut diantaranya karena sudah banyak perubahan konstalasi politik, persepsi masyarakat bisa berubah, hingga perputaran roda politik yang sangat dinamis.

“Ini data tiga bulan lalu, sudah banyak perubahan konstalasi politik, belum tentu data sekarang seperti ini, karena politik dinamis, persepsi masyarakat bisa berubah,” kata Hamdi Muluk, Selasa (1/10/2024).

Pernyataan ini menegaskan bahwa pandangan masyarakat terhadap para calon kepala daerah (Cakada) bisa berubah seiring dengan perkembangan situasi. Lebih dari itu, data survei bisa saja terjadi kesalahan.

Hamdi juga menyinggung bagaimana beberapa politisi seringkali memanfaatkan survei lama untuk memperkuat citra mereka di hadapan publik. Padahal sudah jelas, penyebaran informasi semacam itu bisa menyesatkan publik.

“Kalau ini terjadi, bisa kita katakan, dia menyesatkan informasi untuk publik, supaya dia terlihat hebat, namanya politisi memang seperti itu,” tegas Hamdi.

Hamdi menyoroti, banyak data survei yang berseliweran di media massa hanya dicantumkan posisi salah satu pasangan calon. Padahal menurutnya, sudah seharusnya distribusi persentase dicantumkan seluruhnya di dalam informasi kepada publik.

Karena jika terjadi demikian, maka hanya akan timbul saling klaim keunggulan. Hal semacam ini yang sangat mungkin menyesatkan informasi kepada publik, bahkan patut dipertanyakan kredibilitas dari lembaga survei tersebut.

“Lembaga survei harus membuka sejelas-sejelasnya data yang berimbang, lembaganya punya reputasi atau tidak, kalo lembaganya abal-abal bagaimana,” tegas Hamdi.

Dengan dinamika politik yang cepat bergeser, Hamdi Muluk mengingatkan masyarakat agar lebih kritis dalam menilai informasi survei dan tidak mudah terbawa arus. Ia juga menekankan pentingnya memperbarui data secara berkala agar mencerminkan kondisi politik yang lebih akurat.

More articles

Berita Terbaru